Blogger Widgets
Welcome to my blog, hope you enjoy reading
RSS

Selasa, 22 Oktober 2013

KONSEP PERFORMA KREATIVITAS KEL 1

Kelompok I:
1. Byuti Ridha Andini - 121301001
2. Khirzun Nufus         - 121301031
3. Yoshinta L.B            -  121301032
4. Nadela Trully           - 121301033

Alat dan Bahan :

ü      Gelas plastic

ü      Botol kaca

ü     Sendok makan



Lagu :

ü      Sik sik batu manikkam (Sumatra Utara)

ü      Lancang Kuning (Riau)

ü      Gundul Pacul (Jawa Tengah)

ü      Ampar Ampar Pisang (Kalimantan Selatan)

ü       Indonesia Pusaka (Ismail Marzuki)



Performance dimulai saat kelompok menyanyikan lagu Sik Sik Sibatu Manikkam tanpa diiringi music, dengan tempo yang semakin dipercepat dan overtune. Kemudian dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Lancang Kuning dengan diiringi music yang berasal dari bunyi gelas plastic yang divariasikan. Selanjutnya kelompok menyanyikan lagu gundul pacul dan dilanjutkan dengan ampar-ampar pisang, masih diiringi music hanya saja ditambahkan dengan variasi bunyi botol kaca yang dipukul menggunakan sendok makan. Performance ditutup dengan lagu Indonesia Pusaka yang dinyanyikan oleh kelompok.

Senin, 14 Oktober 2013

ANALISIS PRIBADI


BAB I
PENDAHULUAN

1.1    LATAR BELAKANG
Dalam kehidupan sehari-hari sangat diperlukan pemikiran kreativitas baik dalam akademik maupun dalam menyelesaikan masalah-masalah hidup.Pemikiran tersebut membantu kita lebih bebas dan tidak terlalu depresi dalam menjalani coping stres itu sendiri.Pemikiran kreatif itu sendiri terdiri atas 4P yaitu,Person,Press,Process dan Product.Dan sering kali saya bingung mengapa terkadang saya punya pemikiran kreatif dan terkadang sama sekali tidak.Adapun pertanyaan-pertanyaan yang sering saya ungkapkan dalam hati adalah:
-       Apa saja peranan keluarga saya sehingga saya mampu mengembangkan bakat dan kreativitas saya ?   
-       Apakah sekolah saya terdahulu yang berperan mngembangkan bakat dan kreativitas saya?
-       Dan apa yang masyarakat sekitar saya telah lakukan dalam mengembangkan kreativitas saya?
Pertanyaan-pertanyaan diatas akan saya coba jelaskan melalui teori-teori yang ada dalam kreativitas dan saya akan coba menganalisis diri saya sendiri tentang apakah saya memilki jiwa kreativitas serta apa saja yang ikut berperan dalam mengembangkannya.




















BAB II
PEMBAHASAN

2.1    PERANAN KELUARGA DALAM MENGEMBANGKAN BAKAT DAN KREATIVITAS
2.1.1  Teori Persimpangan Kreativitas (Creativity Intersection)
Dalam membantu anak mewujudkan kreativitas mereka,anak perlu dilatih dalam keterampilan tertentu sesuai dengan minat pribadinya dan diberi kesempatan untuk mengembangkan bakat atau talenta mereka .Pendidik terutama orangtua perlu menciptakan iklm yang merangsang pemikiran dan keterampilan kreatif anak,serta menyediakan saran dan prasarana.
  Keberhasilan kreatif adalah persimpangan (interection) antara keterampilan anak dalam bidang tertentu (domain skill),keterampilan berfikir dan bekerja kreatif  dan  motivasi intrinsik ,dapat juga disebut motivasi batin (Amabile).
Waktu duduk di Sekolah Dasar saya sering dilatih dengan cara selalu menulis dengan huruf tegak bersambung dan juga ibu saya menerapkan sistem dan cara berbeda untuk membuat saya bisa menghafal perkalian dan pembagian dengan baik untuk membantu akademik saya.
Serta saya selalu diajarkan untuk mandiri dan menjawab soal-soal yang ada dibuku bukan dengan satu cara melainkan banyak cara yang mungkin lebih singkat.
2.1.2  Karakteristik Keluarga yang Kreatif
a.  Penelitian Dacey
     Kesimpulan yang bisa diambil:
1.      Faktor Genetis Versus Lingkungan
Dalam keluarag yang dipiih karna salah seorang dari orangtua dinilai sangat kreatif,lebih dar iseparo anak mereka juga diaas rata-rata dalam kreativitas.
Dalam keluarga saya kedua orangtua saya sama-sama kretaif karna mampu memberikan press agar saya mampu bersaing dengan teman-teman saya.

2.      Aturan perilaku
Orang tua dari remaja kreatif tidak banyak menetukan aturan perilaku didalam keluarga .
Yang memilki banyak peraturan adalahayah saya sedangkan ibu saya membebaskan apa yang ingin saya lakukan selama dalam batas kewajaran dan norma-norma yang berlaku.



3.      Tes Kreativitas sebagai Prediktor Prestasi Kreatif Remaja
Dugaan yang kuat ialah bahwa krativitass merupakan “trait “ yang relatif kurang stabil,terutama pada masa remaja.
Menurut saya itu benar karna saya merasaakn terkadang saya begitu tenang dalam menghadapi masalah dan terkadang saya begitu bingung dan akhirnya neurosa.
4.      Masa Kritis
Cukup banyak subjek dari sampel menyatakan pernah mengalami ‘saat kritis’ dalam hidup mereka ,kala mana karena macam-macam sebab citra diri mereka terbuka untuk perubahan.
Perubahan itu saya rasakan ketika saya masuk ke perguruan tinggi.Disini saya dituntut untuk menerapkan gaya belajar yang kreatif karna menghapal yang bukan keinginan kita agak sulit sehingga saya membuat tulisan sekreatif mungkin agar saya mau membacanya.
5.      Humor
Bercanda,berolok-olok dan memperdayakan sebagai lelucon ,biasa terjadi pada keluarga kreatif.
Orangtua saya sering melakukan candaan-candaan terutama ibu saya.Ia yang selalu menghibur disaat saya mulai penat dengan rutinitas yang saya jalani dan juga memberikan dorongan-dorongan untuk saya.   
6.      Ciri-ciri Menonjol Lainnnya
Bertentangan dengan pendapat stereotipe,anak-anak kreatif melihat dirinya mudah bergaul dengan orang lain dan menilai tinggi ciri ini.
Saya kurang suka bergaul tetapi jika ada orang baru yang saya kenal,saya langsung bisa akrab dengan dia.
7.      Perumahan
Kebanyakan dari keluarga kreatif menempati rumah yang jauh berbeda dari rumah-rumah orang lain.
Rumah yang saya tempati saat ini jarang ditemui di rumah-rumah lain.Bentuk serta model dalamnya dirancang sendiri oleh  ayah saya karna berhubung orangtua saya bekerja di pembangunan perumahan.Sehingga dia yang menggambar sendiri bentuk rumah kami.
8.      Pengakuan dan Penguatan pada Usia Dini
Orang tua dalam studi ini diminta menyatakan pada usia berapa mereka pertama kali menduga bahwa anak mereka memiliki kemampuan yang luar biasa dan apa yang membuat mereka berfikir demikian.
Orangtua saya tidak pernah berfikir dan menduga saya kreatif karna saya tidak pernah menunjukkan potensi kreatif saya.
9.      Gaya Hidup Orangtua
Kebanyakan orangtua dari keluarga kreatif dapat menceritakan salah satu aspek dari kehidupan mereka yang tidak biasa .
Orangtua saya seringnya menceritakan kehidupan-kehidupan masa lalu mereka sehingga itulah press untuk saya untuk bangkit.


10.  Trauma
Anak kreatif lebih banyak mengalami trauma daripada anak biasa;peristiwa yang menyebabkan kesedihan,kemarahan atau keduanyadan amat mengganggu kehidupan anak,
Ini pernah saya alami ketika saya duduk di bangku SMP.Orangtua saya mengalami krisis ekonomi yang membuat saya hampirr tidak melanjutkan sekolah saya.Tetapi hal itu tidak membuat saya trauma atau takut ,saya lebih takut dengan ayam daripada lainnya.Bagi saya itu adalah tantangan kehidupan yang harus saya jalani. 
11.  Dampak dari Sekolah
Baik anak maupun orangtua dalam studi ini semua sepakat bahwa hanya sedikit sekolah yang mempunyai  dampak terhadap  pengembangan kreativitas anak.
Saya juga sependapat dengan itu karna orangtua saya lebih besar memberikan pengetahuan untuk menyelesaikan masalah daripada di sekolah.
12.  Bekerja Keras
Ungkapan Thomas Edison ,bahwa kreativitas itu”one part inspiratioin and 99 parts pespiration” .
13.  Dominasi Literal
Kekidalan lebih banyak ditemukan pada pribadi-pribadi kreatif ,karena merupakan petunjuk bahwa mereka lebih dikuasai oleh belahan otak kanan.
Saya sangat jarang menggunakan tangan kiri saya namun saya sering membuat cerita-cerita atau mengarang untuk mengasah otak kanan saya.
14.  Perbedaan Jenis Kelamin
Meskipun dalam studi ini ayah mencapai skor lebih tinggi daripada ibu hampir dalam semua kategori ,gender dari sampel remaja tidak menunjukkan perbedaan yang nyata  dalam nilai kreativitas.
15.  Penilaian Orangtua Mengenai Kreativitas Anak
Orangtua saya sangat mendukung anaknya untuk bertindak sekreatif mungkin .
16.  Jumlah Koleksi
Makin tinggi kreativitas remaja,makin banyak jumlah koleksi mereka .Koleksi ini tidak biasa (lazim) pada umur mereka.
Tidak terlalu banyak koleksi yang saya punya,hanya potongan-potongan kertas origami .Karna orangtua saya akan marah kalau melihat kamar saya terlalu banyak barang.Tetapi saya masih menyimpan buku-buku saya mulai dari kelas satu SMA sampai kelas tiga.




2.1.2  Hubungan Antara Latar Belakang Keluarga dan Kinerja Anak
        Pada umumnya tampak bahwa makin tinggi tingkat pendidikan orangtua,makin baik prestasi anak.
        Namun,tidak dengan orangtua saya .Orangtua saya hanya tamatan SMA namun ia memilki harapan yang besar agar anak-anaknya memiliki prestasi yang lebih baik.
        Bahasa  yang dipakai di rumah ,apakah bahasa Indonesia ,bahasa daerah atau campuran tidak tampak hubungan dengan pengembangan kreativitas saya.
        Sejauh mana keluarga mampu menyediakan fasilitas tertentu untuk anak menunjukkan hubungan positif dengan tingkat kinerja anak .
        Hasil-hasil pada umumnya memperkuat teori-teoridimana krreativitas dikonsepsikan sebagai bertentangan dengan sifat otoriter ,bahwa kreativitas dapat berkembang dalam suasana non-otoriter yang memungkinkan saya untuk berfikir dan menyatakan diri secara bebas ,dan dimana sumber dari pertimbngan evaluatif adalah internal.

2.1.3  Dampak Sikap Orangtua terhadap Kreativitas Anak
1. Beberapa Faktor Penentu
Beberapa faktor yang menentukan menurut Amabile ialah:
-            Kebebasan
-            Respect
-            Kedekatan emosional yang Sedang
-            Prestasi,bukan Angka
-            Orangtua Aktif dan Mandiri
-            Menghargai Kreativitas

2. Orangtua sebagai Model
Penelitian menunjukkan bahwa anak kreatif mengidentifikasi diri dengan banyak orang dewasa dari dua jenis kelamin,dan bahwa komunikasi dengan orang dewasa yang menarik,aktif,dan berprestasi dapat merangsang kreativitas anak.
Semua orang dewasa dapat menjadi model bagi anak: guru,anggota keluarga,teman ornagtua,atau kakek-nenek .Tetapi modelyang paling penting ialaih orangtua yang kreatif yang memutuskan perhatian terhadap bidang minatnya ,yang menunjukkan keahlian dan disiplin diri dalam bekerja ,semangat dan motivasi intrinsik.
Kreativitas anak akan berkembang jika baik orang dewasa maupun anak mempunyai kebiasaan-kebiasaan kreatif.

3.         Sikap Orangtua yang Menunjang dan yang Tidak Menunjang Pengembangan Kreatif Anak
Sikap orangtua yang memupuk kreativitass anak,ialah:
-                     Menghargai pendapat anak dan mendorongnya untuk mengungkapkannya;
-                     Memberi waktu kepada anka untuk berfikir,merenung dan berkhayal;
-                     Membiarkan anak mengambil keputusan sendiri;
-                     Mendorong kemelitan anak ,untuk menjajaki dan memperrtanyakan banyak hal;
-                     Menunjang dan mendorong kegiatan anak;
-                     Menikmati keberadaannya bersama anak

Sikap Orangtua yang tidak menunjang pengembangan Kreativitas Anak ialah:
-                     Mengatakan kepada anak bahwa ia dihukum jika ia berbuat salah
-                     Tidak membolehkan anak menjadimarah terhadap orangtua
-                     Tidak membolehkan anak mempertanyakn keputusan orangtua;
-                     Orangtua ketat mengawasi kegiatan anak;
-                     Orangtua tidak sabar dengan anak.

2.1.4   Orangtua sebagai Pendukung Program Anak Berbakat
     Orangtua yang memiliki keahlian atau keterampilan khusus dapat membantu mengajar seni,musik atau komputer.Orangtua juga dapat menjadi staf sukarela yang membantu dengan berperan sebagai tutor,mengusahakan transportasi untuk karya wisata  dan mengawali anak pada kunjungan ke tempat –tempat khusus,dan dengan demikian meluaskan kesempatan yang dapt diberrikan sekolah kepada anak berbakat.
     Ini lah yang sering orangtua saya lakukan di waktu kami libur,ia yang selalu membawa anak-anaknya pergi untuk berwisata agar kami semua dapat mengembangkan bakat kami.
                                                                          

2.2    PERANAN SEKOLAH DALAM MENGEMBANGKAN KREATIVITAS
2.2.1  Karakteristik Guru  Anak Berbakat
Maker membagi karakterisitk guru anak berbakat menjadi 3 kelompok :
1.    Karakteristik filosofis perlu dipertimbangkan dalam seleksi guru anak berbakat
Strom mengemukakan konflik filosofis lain dapat dialami  guru dengan anak berbakat .Guru cenderung berfikir bahwa anak berbakat dapat berhasil dari dirinya sendiri,sehingga tidak perrlu diperhatikan.
Ini lah yang sering guru saya lakukan pada saat pelajaran-pelajaran tertentu yang selalu mengijinkan berrtindak bebas selama itu dalam batas pendidikan.
Menurut Wellborn guru dapat mengalami kesulitan filosofis dengan upaya pengembangan kreativitas didalam kelas  .
2.    Karakteristik Profesional dari guru perlu dikembangkan melalui pelatihan dalam jabatan seperti kemampuan untuk mempergunakan keterampilan dinamika kelompok ,teknik,dan strategi yang maju(advanced) dalam mata ajaran tertentu ,memberikan pelatihan dan memahami komputer.
Tidak banyak guru saya yang menggunakan komputer untuk mengajar .Namun,ini bisa saya dapatkan saat saya di Psikologi yang semua serba laptop.
Plowman membedakan sepuluh kelompok karakteristik guru anak berbakat ,yaitu:
-       Assesment anak berbakat
-       Mengetahui tentang sifat dan kebutuhan anak berbakat
-       Menggunakan data assesment dalam merencanakan  program individual untuk anak brebakat.
-       Mengetahui tentang model kurikulum yang penting untuk pendidikan anak berrbakat
-       Mampu dalama menggunakan dinamika kelolmpok
-       Mengetahui tentang berbagai program untuk anak berbakat,minat dan komitmen terhadap pembelajaran anak berrbakat
-       Mengetahui dan mampu untuk membimbing anak berbakat dan orangtua mereka
-       Mengetahui tentang kecenderungan dan isu dewasa ini dalam pendidikan anak berbakat
3.    Karakteristik pribadi guru anak berbakat meliputi motivasi,kepercayaan diri ,rasa humor,kesabaran,minat luas dan kelenturan
Lindsey menyimpulkan karakterisitk pribadi dari guru yang berhasil bekerja dengan anak berbakat ,mencakup memahami dan menerima diri sendiri,mempunyai  kekuatan ego ,kepekaan terhadap orang lain,minat intelektual diatas rata-rata,serta bertanggung jawab terhadap perilaku diri sendiri dan akibatnya.Karakterisitk pribadi lainnya dari guru anak berbakat ialah empati,tenggang rasa ,orisinalitas ,antusiasme dan aktualisasi diri.
Beberapa guru saya tidak terlalu memiliki rasa humor namun memiliki motivasi yang tinggi.Sehingga saya terkadang bosan dengan guru yang seperti itu dan akhirnya malas belajar.

2.2.2    Persiapan Guru Anak Berbakat
1.         Program Bergelar
Kebanyakan program guru anak berbakat mempersyaratkan kompetensi, sebagai berikut:
-       Mengetahui tentang sifat dan kebutuhan anak berbakat
-       Mempunyai keterampilan dalam mengembangkan kemampuan berfikir tingkat tinggi.
-       Mengetahui tentang kebutuhan afektif dan kognitif dari anak berbakat
-       Mempunyai kemampuan untuk mengembangkan bahan untuk anak berbakat
-       Mempunyai kemampuan untuk menggunakan strategi mengajar perorangan
-       Dll
2.    Pelatihan Jabatan
Pelatihan jabatan dapat diberikan di sekolah,yayasan dan sebagainya,dan berbeda dari program bergelar dalam hal bahwa pelatihan dalam jabatan lebih memberikan pengalaman dengan tujuan-tujuan khusus.Tujuan-tujuan ini meliiputi topik-topik seperti keterampilan berrfikir tingkat tinggi ,komunikasi dan keterrampilan berrfikir kreatif,pengembangan keterampilan ,kepemimpinan,teknik untuk bekerrja dengan anak berrbakat yang berprestasi di bawah kemampuan dan mengembangkan strategi untuk mengurangi stres.
Pelatihan dalam jabatan bisa kurang efektif jika dilaksanakan oleh pakar-pakar dari luar dalam bentuk lokakarya,seminar atau proyek jangka pendek.Untuk mengatasi masalah ini Gallagher mengajukan rencana  yang mencakup tiga butir:
a.         Pengukuran atau penilaian kebutuhan
b.        Kontrak atau persetujuan  formal sehubungan dengan waktu dan cara pemberian pelajaran
c.         Bank narasumber yang menghimpau semua jenis informasi tentang personalia dan sumber yang tersedia.
Saran lain oleh Renzulli yaitu pengadaan sistem manajemen intruksional dengan tiga sasaran utama :
a.        Memadatkan banyak informasi yang tepat guna dalam waktu pelatihan yang singkat
b.        Memberikan struktur pengetahuan mengenai topik dan strategi mengajar
c.        Memberikan serangkaian paket lokakarya yang dapat digunakan oleh pelatih lain.
Manfaat usulan dari Gallagher dan renzulli ialah bahwa lokakarya dan seminar dapat meberikan lebih daripada informasi awal dan informasi dasar mengenai konsep dan cara untuk belajar berrkelanjutan oleh guru anak berbakat dan siswa berbakat.
Banyak guru yang tidak dapat memenuhi kriteria yang diatas sehingga anak-anak kurang mampu mengembangkan bakat dan kreativitas mereka.

2.2.3   Membangkitkan Kreativitas di Sekolah
Guru mempunyai dampak yang besar tidak hanya pada prestasi pendidikan anak,tetapi juga pada sikap anak terhadap sekolah dan terhadap belajar pada umumnya.Namun,guru juga dapat melumpuhkan rasa ingin tahu alamiah anak,merusak motivasi,harga diri dan kreativitas anak.
            Berbicara dalam istilah model Titik Pertemuan Kreativitas menurut Amabile ,guru dapat melatih keterrampilan bidang –pengetahuan dan keterampilan teknis dalam bidang khusus ,seperti bahsa ,matematika atau seni.Sampai batas tertentu,guru juga dapat mengajar keterrampilan kreatif-cara berrfikir menghadapi masalah secara kreatif,atau teknik-teknik untuk memunculkan gagasan-gagasan orosinal.
1.         Sikap Guru
Cara yang paling baik bagi guru untuk mengembangkan kreativitas siswa ,adalah dengan mendorong motivasi intrinsik.Motivasi intrinsik akan tumbuh  ,jika guru memungkinkan anak untuk bisa diberi otonomi sampai batas tertentu di kelas.Beberapa peneliti menugaskan anak membaca teks ilmu pengetahuan sosial dengan tiga cara instruksi yang berbeda:
-       Tidak diarahkan (non-directed)
-       Tidak diawasi tetapi diarahkan (not controlling but directed)
-       Diawasi plus diarahkan (controlling and directed)
2.         Falsafah Mengajar
Falsafah mengajar yang mendorong kreativitas anak secara keseluruahn  adalah sebagia berikut:
a.         Belajar adalah sangat penting dan sangat menyenangkan
b.        Anak patut dihargai dan disayangi sebagai pribadi yang unik
c.         Anak hendaknya menjadi pelajar yang aktif
d.        Anak perlu merasa nyaman dan dirangsang didalam kelas.
e.         Anak harus mempunyai rasa meilki dan kebanggan didalm kelas.
f.         Guru merupakan narasumeber,bukan polisi atau dewa.
g.        Guru memang kompeten tetapi tidak perrlu sempurna.


2.2.4   Strategi Mengajar
1.         Penilaian
Penilaian guru terhadap pekerjaan murid menurut Amabile mungkin merupakan pembunuh kreativitas paling besar  .
Apa yang dapat dilakukan guru?
1.             Memberikan umpan balik yang berarti daripada evaluasi yang abstrak dan tidak jelas .
2.             Melibatkan siswa dalam menilai pekerrjaan mereka sendiri dan belajar dari kesalahan mereka
3.             Penekanannya hendaknya terhadap “Apa yang telah kau pelajari?” dan bukan pada “Bagaimana kau melakukannya?”
Dalam kelas yang menunjang kreativitas ,guru menilai pengetahuan dan kemajuan siswa melaui interaksi yang terus menerus dengan siswa .
Sistem ini membuat evaluasi lebih bersifat memberi informasi daripada mengawasi.siswa melihat komentar guru tidak sebagai hadiah ataupun hukuman untuk mengawasinya ,tetapi sebagai informasi yang berguna bagi belajar dan kinerja siswa.
2.         Hadiah
Anak senang menerima hadiah dan kadang-kadang melakukan segala seseatu untuk memperolehnya .Hadiah yang terbaik untuk pekerrjaan yang baik adalah yang tidak berupa materri (intangible),seperti: senyuman atau anggukan ,kata penghargaan,kesempatan untuk menampilkan dan mempresentasikan pekerjaan sendiridan pekerjaan tambahan .Jika iklim kelas sedemikian sehingga belajar menarik dan menyenangkan maka pekerjaan tambahan dapat merupakan hadiah.
3.         Pilihan
Kreativitas tidak akan berkembang jika anak hanya dapat melakukan seseatu dengan satu cara.Berilah kegiatan belajar yang tidak berstruktur dalam struktur tertentu.

2.3    PERANAN MASYARAKAT DALAM MENGEMBANGKAN KREATIVITAS 
2.3.1 Kebudayaan yang “Creativogenic”
Bronowski menemukan dua puncak kejayaan kreativitas dalam sejarah Barat;kebudayaan Yunani antara 600 dan 300 SM dan zman Reinnassance.Agaknya dalam kebudayaan-kebudayaan tertentu kreativitas lebih dihargai sehingga lebih berkembang daripada dalam kebudayaan-kebudayaan lainnya.Silvano Arieti menamnakn kebudayaan itu seperti kebudayaan”creativogenic”,yaitu kebudayaan yang menunjang ,memupuk dan memungkinkan perkembangna kreativitas.
Arieti mengemukakan sembilan faktor sosiokultural yang “creativogenic”
1.            Tersedianya sarana kebudayaan
2.            Keterbukaan terhadap rangsangan kebudayaan
3.            Penekanan pada “becoming” tidak hanya”being”
4.            Memberikan kesempatan bebas terrhadap media kebudayaan bagi semua warga negara tanpa diskriminasi
5.            Timbulnya kebebasan atau paling tidak hanya ada diskriminasi yang ringan setelah pengalaman tekanan dan tindasan yang keras ,merupakan insentif atau tantangan terhadap pertumbuhan kreativitas.
6.            Keterbukaan terrhadap rangsangan kebudayaan yang berbeda
7.            Toleransi dan minat terhadap pandangan yang divergen
8.            Adanya interaksi antara pribadi-pribadi yang berarti
9.            Adanya insentif ,penghargaan atau hadiah

2.3.2 Kebudayaan,Kreatvitas dan Keunggulan
Simonton memusatkan perhatian pada kondisi  kebudayaan yang  menunjang atau menghambat munculnya tkoh-tokoh unggul kreatif.Simonton membuat perbedaan kritis antara dua tahap dalam kehidupan pencipta yaitu:
1.        Kejadian sosiokultural yang dapat mempunyai pengaruh terhadap masa produktivitas pencipta
2.        Kejadian sosiokultural yang dapat berpengaruh terhadap perrkembangan pencipta.
Simonton mengemukakan tujuh perrubah yang mempengaruhi perkembangan kratif seseorang yaitu:
1.        Pendidikan Formal
2.        Adanya pencipta ulang yang menjadi model peran
3.        Zeitgeist yaitu adanay pengaruh dari iklim mental pada kala waktu tertentu dalam sejarah
4.        Fragmentasi Politis
5.        Keadaan perang
6.        Gangguan sipil
7.        Ketidakstabilan politis
Kesimpulam nya,budaya dapat berpengaruh dalam memudahkan atau menghambat pengembangan kreatiivtas selama tahun-tahun formatif dari anak-anak dan pertumbuhan bakat.
Arieti menunjukkan bahwa ada beberapa pandangan yang berbeda.Di satu pihak ,ada yang berpandangan bahwa genius dibentuk oleh kebudayaan.Di lain pihak,ada yang berpandangan bahwa kebudayaan baru dibentuk atau dicipta oleh genius.


2.3.3   Kebudayaan Indonesia dan Pengembangan Kreativitas
Menurut  Toeti Noerhadi sejarah manusia dapat dikembalikan pada interaksi antar dua gerak psikologi ,yaitu yang bersifat pengendalian konservatif dan suatu daya kreatif yang mempertanyakan pengalaman masa lalu dan menghadapi pembaruan.
        Selo Semardjan menekankan bahwa ornag yang benar-benar kreatif memilki sistem nilai dan sistem apresiasi hidup sendiri yang mungkin tidak sama dengan nilai-nilai yang dianut masyarakat ramai.
        Harsya Bachtiar seperti juga Rogers memaparkan kebutuhan sosial  akan kreativitas yang menghendaki suatu bentuk,struktur ,pola atau sistem   yang baru karena apa yang telah ada dianggap tidak lagi memadai atau tidak bisa memenuh kebutuhan .Menurutnya,faktor lain yang  tidak kurang penting adalah pembuahan silang antar sistem budaya.
        Senada dengan Carl Rogers ,Mochtar Lubis menegasskan bahwa salah satu persyaratan utama bagi berkembangnya kreativitas suatu bangsa adalah adanya kebebasan.
        Takdir Alisjahbana menyimpulkan bahwa ‘kebudayaan Indonesia yang baru adalah suatu penjelmaan dari kebudayaan dunia yang sedang tumbuh,yang lebih nyata menjelmakan kesatuan budi umat manusia di bumi yang satu,yang menjadi kecil oleh  kemajuan ilmu dan teknologi yang melahirkan alat-alat komunikasi dan lalu lintas yang cepat ,sehingga semua manusia menjadi tetangga yang senasib dan seharapan.

2.3.4   Memanfaatkan Sumber dalam Masyarakat
Koordinator program sebagai pengelola  dapat melakukan atau merrencanakan kegiatan sebagai berikut:
-            Menyediakan bus yang dapat menjadi laboratorium  mobil yang dapat membawa siswa ke lapangan.
-            Menghubungi perhimpunan orang-orang  yang sudah pensiun atau lanjut usia
-            Menghubungi orangtua yang dapat mengajar dalam bidang minat mereka
-            Memanfaatkan fasilitas perusahaan yang letaknya dekat sekola yang memberikan kesempatan belajar
-            Menggunakan tape recorder yang memungkinkan siswa menjajaki daerah tertentu untuk melakukan survei atau mengkaji topik tertentu
-            Mengunjungi perusahaan telepon
-            Mengunjungi stasiun televisi

Hal seperti diatas tidak pernah saya lakukan,dan bagi saya masyarakat sekitar tidak terlalu berpengaruh terhadap pengembangan bakat saya .Karena saya kurang dekat dengan lingkungan sekitar rumah saya dan bahkan orang-orang di lingkungan rumah saya tidak terlalu mengenal saya.






















BAB III
PENUTUP


3.1  KESIMPULAN
            Jadi kesimpulannya orangtua saya lah yang berperan penting dalam mengembangkan bakat dan kreativitas saya.Dan bagi saya orangtua saya lah yang membantu saya mengembangkan Pribadi saya agar saya memilki bakat yang kreatif baik dalam memecahkan masalah maupun dalam akademik.
            Ibu saya lah yang memberikan press untuk saya baik dalam mewujudkan press internal maupun press eksternal sehingga kemauan saya untuk belajar selalu muncul walaupun saya tahu masa saya masih transisi antara remaja dan dewasa sehingga sangat labil dalam menjalani kehidupan saya.Dan ibu saya sangat pandai mengendalikan emosi saya dan mood saya yang berubah-ubah.
            Dan proses itu lah yang saya jalani setiap hari nya untuk mewujudkan bakat dan kreativitas saya yang saya tahu saya tidak memiliki jiwa kreativitas itu sendiri.
       Dan hasil yang saya dapatkan dengan saya bekerja keras adalah mendapatkan IP yang cukup baik bagi saya karna yang saya tahu IP saya turun dari semester satu ke semester dua ini.Saya akan berusaha agar saya dapat menaikkan IP saya lagi.