Seringkali kita mendengar
orang mengatakan dengan nada bercanda bahwa si A atau si B sedang
mengalami puber kedua, ketika tingkah si A atau si B tadi kembali
seperti masa remaja. "Tingkahnya seperti ABG", kata mereka. Tapi tidak
semua orang menampakkan gejala seperti itu, tergantung dari
masing-masing pribadi dalam menyikapi "gejolak" tersebut.
Istilah "puber" itu sendiri berasal dari kata "pubes" yang artinya rambut yang tumbuh di sekitar kemaluan. Kondisi ini dialami oleh anak usia belasan tahun, baik laki-laki maupun perempuan.
Puber kedua adalah
kondisi dimana terdapat kesamaan perilaku seperti yang dialami anak-anak yang
memasuki masa puber, seperti lebih memperhatikan penampilan, lebih
memperhatikan lawan jenis, dan sebagainya.
Gejala yang timbul pada pria saat memasuki puber kedua adalah :
- Enggan tampil tua. Mereka mulai sibuk memperhatikan penampilannya maupun keindahan tubuhnya. Rambutnya disemir ala anak muda, bergaya gaul, mobilnya dibuat ceper, dan sebagainya.
- Mulai senang kembali berpetualang, dari naik motor jarak jauh sampai keluar masuk diskotek.
- Produktivitas hidup meningkat. Semakin bergairah hidup, mahir bernegosiasi, maju bisnisnya, dan karirpun semakin memukau.
Sedangkan pada wanita, gejala yang muncul adalah :
- Terganggu atau berhentinya proses menstruasi (terjadi menopause). Hal ini terjadi karena gonadotrop tidak diproduksi lagi oleh kelenjar hypophysc. Efek yang terjadi adalah pusing, lesu, dan kurang bergairah. Akibatnya kestabilan emosi sering terganggu.
- Timbunan lemak menyusut sehingga kulit mulai keriput, bahkan buah dada mulai berubah bentuk. Rambutpun mulai memutih. Keadaan ini akan berpengaruh pada kejiwaannya. Apalagi jika suami memandang hal itu sebagai suatu kemunduran.
Setiap orang akan mengalami fase ini. Karena itu perlu
adanya persiapan yang cukup matang untuk memasuki fase krisis ini. Di sinilah komitmen
perkawinan kembali teruji. Komunikasi dan pengertian memegang peran yang sangatpenting bagi pasangan yang mulai memasuki masa puber kedua ini. Kondisi yang
berbeda antara suami dan istri sering kali memicu konflik di antara mereka
berdua. Suami semakin bersemangat dalam banyak hal, sedangkan istri semakin
lesu dan kurang bergairah. Bila terjadi komunikasi yang baik di antara pasangan
yang memasuki masa ini, maka masalah krisis kedua ini akan dapat teratasi
dengan baik.
Beberapa hal yang bisa dilakukan untuk melewati masa puber kedua dengan
baik antara lain :
- Pergi berdua saja tanpa diganggu oleh kehadiran anak
- Saling memberikan kejutan seperti candle light dinner, membelikan barang yang sedang diinginkan pasangan, dan sebagainya
- Mengingat masa-masa pacaran dengan membuka kembali album foto kenangan bersama-sama
- Menonton bioskop berdua saja
0 komentar:
Posting Komentar