Andragogi adalah ilmu atau seni yang membantu orang
dewasa belajar. Andragogi adalah kelanjutan dari Paedagogi yang banyak
memberikan tanggung jawab segala keputusan tentang pembelajaran kepada
gurunya dan meletakan murid sebagai dalam satu peranan yang terikat.
Malcolm Knowles dalam bukunya The ModernPractice for Adult Education
menekankan bahwa dasar Andargogi setidaknya ada empat asumsi yaitu;
Konsep kemandirian mengatur diri; pengalaman orang dewasa adalah
khazanah; kesiapan untuk belajar bergantung pada kebutuhan; dan
orientasi pada belajar adalah berpusat pada kehidupan atau masalah.
Lebih rincinya berikut ini:
1. Mandiri (Self Dirrecting)
Mahasiswa seyogyanya dilibatkan
dalam proses perencanaan pembelajaran karena dosen hanya berperan
sebagai pemandu atau sumber materi. Proses pembelajaran menjadi tanggung
jawab bersama antara mahasiswa dan dosen karena dosen menjadi sumber
dan katalisator.
2. Banyak dan beragam pengalaman
Keaneka ragaman pengalaman mahasiswa memiliki tiga implikasi:
a. Teknik – teknik partisipatoris yang eksperensial seyogyanya digunakan agar dapat membuka pengalaman – pengalaman mahasiswa
b. Provision
seyogyanya dibuat untuk mahasiswa untuk merencanakan bagaimana
mengaplikasikan hasil belajarnya ke dalam kehidupan nyata
c. Kegiatan
– kegiatan seyogyanya bergabung menjadi satu dan mendorong mahasiswa
untuk memperhatikan pengalaman – pengalaman secara objektif dan belajar
bagaimana belajar yang sesungguhnya itu dari mereka
3. Siap untuk belajar
Kurikulum diorganisir agar
mempertemukan keperdulian kehidupan nyata individu, daripada hanya
memenuhi satu tuntutan untuk mensponsori lembaga semata. Konsep kesiapan
yang bersifat berkembang seyogyanya dipandang dalam pengelompokan
mahasiswa. Bagi sejumlah konsep belajar, kelompok homogen lebih efektif,
dan bagi bentuk lain belajar, kelompok heterogen lebih efektif.
4. Berpusat pada kinerja (performance)
Sejumlah implikasi muncul dari pernyataan ini:
a. Dosen mutlak menyesuaikan diri dengan kebutuhan individual dan mengembangkan pengalaman belajar yang relevan dengan kebutuhan
b. Mengorganisir kegiatan belajar mahasiswa yang sesuai dengan konteks wilayah – wilayah masalah, bukan hanya materi mata kuliah
c. Sedini
mungkin dalam sesi pembelajaran mahasiswa, harus ada satu proses
latihan dimana mahasiswa berkesempatan mengidentifikasi persoalan –
persoalan tertentu yang dapat mereka pecahkan dengan lebih memadai.
0 komentar:
Posting Komentar