PEMBELAJARAN DAN TEKNIK KREATIF
KURIKULUM BERDIFERENSIASI UNTUK
SISWA BERBAKAT
Kurikulum 1994 menunjang pendiferensiasi kurikulum untuk
siswa berbakat melalui pilihan metode dan cara pembelajaran yang dapat
ditentukan sendiri oleh guru atau sekolah dan disesuaikan dengan tingkat
kemampuan siswa. Mata pelajaran yang termasuk muatan lokal memberi peluang
untuk mengembangkan kemampuan siswa yang dianggap penting oleh daerah. Kegiatan
ekstra-kulikuler dan pembelajaran tambahan dapat dimanfaatkan untuk program
pengayaan bagi siswa berbakat.
Kurikulum berdiferensiasi bertujuan memberi pengalaman
pendidikan yang disesuaikan dengan minat dan kemampuan intelektual murid. Makna
dari kurikulum berdiferensiasi bagi siswa berbakat ialah menumbuhkan rasa
keberhasilan,kepuasan, dan tantangan, membuat siswa aktif dan tidak merasa
bosan di sekolah, dan dengan demikian menghindari underachievement dan
atauputus sekolah.
Kemampuan dan kebutuhan yang beragam dari siswa
memerlukan kurikulum yang berdiferensiasi. Bagi siswa berbakat, paling tidak
empat faktor yang perlu dimodifikasi agar mereka memperoleh pembelajaran yang
sesuai. Keempat bidang ini ialah lingkungan belajar, konten pembelajaran,
proses atau metode pembelajaran, dan proses belajar siswa. Dengan demikian,
siswa berbakat menjadi pelajar yang aktif dalam lingkungan yang memupuk
perkembangan keterampilan dan kemampuan baru.
Sains dan matematika amat penting dalam pendidikan siswa
saat ini dan memerlukan pengembangan terus-menerus. Patut dipertimbangkan bahwa
keberbakatan intelektual tidak selalu sama dengan bakat akademik khusus dalam
sains dan matematika. Menemukenali dan memenuhi kebutuhan sisiwa berbakat dalam
sains dan matematika penting untuk kesejahteraanmasyarakat dan individu.
Bahasa tidak hanya merupakan alat sosialisasi, tetapi
juga sebagai dasar perkembangan kecerdasan. Pembelajaran bahasa di pendidikan
dasar dan menengah menekankan pengembangan keterampilan pengarahan diri,
keterampilan kreatif-produktif, abstraksi dan pemikiran tingkat tinggi, serta penggunaan
isu dan tema yang luas dalam prestasi bahan atau materi.
Dalam pembelajaran IPS untuk siswa berbakat, penekanannya
adalah memberikan siswa berbakat alat untuk memberikan sumbangan orisinal
terhadap masyarakat dan enjadi warga negara yang bertanggung jawab. Salah satu
peranan penting dari guru IPS adalah menghindari mendominasi sikap,gagasan, dan
pendapat siswa. Guru hendaknya mendorong diskusi terbuka, dari bahan dan
masalah yang sensitif dan kontroversial. Pembelajaran IPS untuk siswa berbakat
seyogianya berdasarkan tema yang luas, seperti memahami dan mengakui saling
ketergantungan global.
MODEL BELAJAR MENGAJAR KREATIF
Banyak model belajar mengajar yang dapat digunakan dan
bermanfaat bagi sisiwa pada umumnya dan khususnya bagi siswa berbakat didalam
kelas biasa atau di kelas khusus. Ada delapan model yang dapat memebrikan
sumbangan bermakna dengan masing- masing kekurangan dan kelebihannya.
1. Taksonomi
Bloom tentang Sasaran Pendidikan Ranah Kognitif memungkinkan peningkatan
berfikir kreatif melalui proses sintesis.
2. Model
Struktur Intelek dari Guilford, melalui kategori berpikir divergen ,
aspek-aspek seperti kelancaran, kelenturan, orisinalitas, dan elaborasi dalam
berpikir dapat dilatih.
3. Model
talenta Berganda dari Taylor terutama bidang kreatif produktif dapat
mengembangkan keterampilan berpikir kreatif.
4. Model
Treffinger untuk Mendorong Belajar Kreatif mengajukan tiga tingkat, mulai dari
yang relatif sederhana ( tingkat 1 yang memperkenalkan teknik-teknik kreatif
sederhana ) sampai dengan yang majemuk ( tingkat 3 dimana siswa bekerja dengan
masalah nyata) untuk belajar kreatif.
5. Model
Enrichment Triad dari renzulli memberi kesempatan pengalaman pengayaan dan
khususnya tingkat 3 (menyelidiki masalah nyata) merupakan tantangan bagi siswa
berbakat ;namun ketiga tipe pengayaan ini dapat memupuk kreativitas.
6. Model
Williams tentang Perilaku Kognitif-Afektif di Dalam Kelas mengingatkan bahwa
perilaku kreatif tidak hanya menuntut kemampuan berfikir kreatif tetapi juga
ciri-ciri afektif dari kreativitas; keduanya perlu ditumbuhkan didalam kelas.
7. Taksonomi
Sasaran Pendidikan Afektif dari Krathwohl menekankan pentingnya mengembangkan
sistem nilai pada semua siswa dan khususnya siswa berbakat, yang mendasari
perilaku mereka secara konsisitent. Hal ini penting untuk membantu mereka
mewujudkan kreativitas yang konstruktif dan tidak yang destruktif.
8. Model
Pendidikan Integratif dari Clark mengajukan konsep yang terpadu tentang
kreativitas, yang memerlukan perpaduan antara fungsi berpikir, perasaan,
penginderaan, dan firasat(intuisi).
Matriks
berikut memberi gambaran tentang fokus setiap model dalam ranah kognitif atau
afektif atau keduanya dan terutama bagian mana dari model yang tertuju pada
pengembangan kreativitas.
Taksonomi
|
Ranah
|
Kreativitas
|
Bloom
|
Kognitif
|
Sintesis
|
Guilford
|
Kognitif
|
Berpikir
Divergen
|
Taylor
|
Kognitif
|
Bidang
kreatif-produktif
|
Treffinger
|
Kognitif-afektif
|
Ketiga
tingkat pengembangan kreativitas
|
Renzulli
|
Kognitif-
afektif
|
Tiga
tipepengayaan
|
Williams
|
Kognitif-
afektif
|
Dimensi
strategi mengajar guru dan dimensi perilaku siswa .
|
Krathwohl
|
Afektif
|
Ciri
afektif dari kreativitas
|
Clark
|
Kognitif-
afektif
|
Perpaduan
antara pemikiran, perasaan, pengindraan, dan firasat.
|
TEKNIK PEMECAHAN MASALAH SECARA
KREATIF
Teknik-teknik kreatif yang dibahas digolongkan menurut
tiga tingkatan dari Treffinger.
1.
Teknik Tingkat I
Diperkenalkan
teknik sumbang saran dan teknik daftar
periksa atau pertanyaan yang memacu gagasan. Namun, sebelum menggunkan teknik
kreatif didalam kelas, perlu diciptakan suasan atau iklim yang kondusif untuk
pemikiran dan sikap kreatif, yaitu dengan melakukan pemanansan (warming up),
mengajukan pertanyaan yang memebrikan kesempatan timbulnya berbagai macam
jawaban atau mendorong siswa mengajukan pertanyaan sendiri terhadap suatu masalah.
Teknik
tingkat I dimaksudkan untuk merangsang berpikir divergen, menumbuhkan rasa
ingin tahu, dan keterbukaan terhadap gagasan baru serta kepekaan terhadap
masalah.
Teknik
sumbang syarat mempersyaratkan empat aturan dasar, yaitu kebebasan dalam memberikan
gagasan, penekanan pada kuantitas, dan kombinasi atau pengembangan gagasan.
Teknik daftar periksa memberikan sejumlah kata kerja manipulatif untuk
memudahkan pemberian gagasan, yaiut : penggunaan lain, penyesuaian, modifikasi,
memperbesar, memeprkecil, mengganti menyusun kembali,membalik dan menggabung.
2. Teknik Tingkat II
Melatih
proses-proses pemikiran yang lebih majemuk, seperti yang dituntu pada teknik
synectics dan teknik futuristics.
a. Teknik
Synectics
Melatih sisiwa untuk berfikir
berdasarkan analogi dalam pemecahan
masalah, siswa diperkenalkan dalam penggunaan analogi fantasi, analogi langsung
dan analogi pribadi.
b. Teknik
Futuristics
Membantu siswa untuk mengantisipasi dan
mencipta masa depannya, antara lain dengan menggambarkan garis waktu yang
mencakup masa lalu , masa kini dan masa depan. Keterampilan khusus yang dapat
digunakan pada futuristis ialah menulis skenario, menggambar roda masa depan,
dan trending yang enggunakan pertanyaaan untuk mengidentifikasi kecenderungan
yang ada dan yang akan timbul.
3.
Teknik Tingkat III
Menghadapkan
siswa pada tantangan dan masalah nyata. Pendekatan pertama ialah pemecahan
masalah secara kreatif (PMK) yang meliputi lima tahap, yaitu :
Didahului
oleh pemikiran dan perasaan kacau ketika masalahnya masih samar yang kemudian
diikuti oleh tahap :
a. Penemuan
fakta
b. Penemuan
masalah
c. Penemuan
gagasan
d. Penemuan
solusi
e. Penemuan
penerimaan atau tahap implementasi
Pada
setiap tahap ada selang-seling antara berpikir divergen (memberri banyak
gagasan)dan berpikir konvergen (memilih gagasan terbaik). Pendekatan kedua
dikemukakan oleh Schallcross sebagai suatu pemecahan masalah yang pada dasarnya tidak berbeda dari PMK, hanya
tahap masalah samar dan tahap penemuan masalah dijadikan satu tahap yaitu tahap
orientasi untuk menentukan masalah dan tujuan .
Teknik
PMK sejak tahun 1980 diterapkan di Indonesia sebagai lokakarya pemecahan
masalah secara kreatif untuk berbagai kelompok, baik orang dewasa maupun anak.
0 komentar:
Posting Komentar