BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR
BELAKANG
Dalam kehidupan
sehari-hari sangat diperlukan pemikiran kreativitas baik dalam akademik maupun
dalam menyelesaikan masalah-masalah hidup.Pemikiran tersebut membantu kita
lebih bebas dan tidak terlalu depresi dalam menjalani coping stres itu
sendiri.Pemikiran kreatif itu sendiri terdiri atas 4P
yaitu,Person,Press,Process dan Product.Dan sering kali saya bingung mengapa
terkadang saya punya pemikiran kreatif dan terkadang sama sekali tidak.Adapun
pertanyaan-pertanyaan yang sering saya ungkapkan dalam hati adalah:
-
Apa saja peranan keluarga saya sehingga
saya mampu mengembangkan bakat dan kreativitas saya ?
-
Apakah sekolah saya terdahulu yang
berperan mngembangkan bakat dan kreativitas saya?
-
Dan apa yang masyarakat sekitar saya
telah lakukan dalam mengembangkan kreativitas saya?
Pertanyaan-pertanyaan
diatas akan saya coba jelaskan melalui teori-teori yang ada dalam kreativitas
dan saya akan coba menganalisis diri saya sendiri tentang apakah saya memilki
jiwa kreativitas serta apa saja yang ikut berperan dalam mengembangkannya.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
PERANAN
KELUARGA DALAM MENGEMBANGKAN BAKAT DAN KREATIVITAS
2.1.1 Teori
Persimpangan Kreativitas (Creativity
Intersection)
Dalam membantu anak
mewujudkan kreativitas mereka,anak perlu dilatih dalam keterampilan tertentu
sesuai dengan minat pribadinya dan diberi kesempatan untuk mengembangkan bakat
atau talenta mereka .Pendidik terutama orangtua perlu menciptakan iklm yang
merangsang pemikiran dan keterampilan kreatif anak,serta menyediakan saran dan
prasarana.
Keberhasilan kreatif adalah persimpangan
(interection) antara keterampilan anak dalam bidang tertentu (domain skill),keterampilan berfikir dan
bekerja kreatif dan motivasi intrinsik ,dapat juga disebut
motivasi batin (Amabile).
Waktu duduk di Sekolah Dasar saya sering
dilatih dengan cara selalu menulis dengan huruf tegak bersambung dan juga ibu
saya menerapkan sistem dan cara berbeda untuk membuat saya bisa menghafal
perkalian dan pembagian dengan baik untuk membantu akademik saya.
Serta saya selalu diajarkan untuk
mandiri dan menjawab soal-soal yang ada dibuku bukan dengan satu cara melainkan
banyak cara yang mungkin lebih singkat.
2.1.2 Karakteristik Keluarga yang Kreatif
a. Penelitian Dacey
Kesimpulan yang bisa diambil:
1. Faktor
Genetis Versus Lingkungan
Dalam keluarag yang dipiih karna salah
seorang dari orangtua dinilai sangat kreatif,lebih dar iseparo anak mereka juga
diaas rata-rata dalam kreativitas.
Dalam keluarga saya kedua orangtua saya
sama-sama kretaif karna mampu memberikan press agar saya mampu bersaing dengan
teman-teman saya.
2. Aturan
perilaku
Orang tua dari remaja kreatif tidak
banyak menetukan aturan perilaku didalam keluarga .
Yang memilki banyak peraturan adalahayah
saya sedangkan ibu saya membebaskan apa yang ingin saya lakukan selama dalam
batas kewajaran dan norma-norma yang berlaku.
3.
Tes Kreativitas sebagai Prediktor
Prestasi Kreatif Remaja
Dugaan yang kuat ialah
bahwa krativitass merupakan “trait “ yang relatif kurang stabil,terutama pada
masa remaja.
Menurut saya itu benar
karna saya merasaakn terkadang saya begitu tenang dalam menghadapi masalah dan
terkadang saya begitu bingung dan akhirnya neurosa.
4.
Masa Kritis
Cukup banyak subjek
dari sampel menyatakan pernah mengalami ‘saat kritis’ dalam hidup mereka ,kala
mana karena macam-macam sebab citra diri mereka terbuka untuk perubahan.
Perubahan itu saya
rasakan ketika saya masuk ke perguruan tinggi.Disini saya dituntut untuk
menerapkan gaya belajar yang kreatif karna menghapal yang bukan keinginan kita
agak sulit sehingga saya membuat tulisan sekreatif mungkin agar saya mau
membacanya.
5.
Humor
Bercanda,berolok-olok
dan memperdayakan sebagai lelucon ,biasa terjadi pada keluarga kreatif.
Orangtua saya sering
melakukan candaan-candaan terutama ibu saya.Ia yang selalu menghibur disaat
saya mulai penat dengan rutinitas yang saya jalani dan juga memberikan
dorongan-dorongan untuk saya.
6.
Ciri-ciri Menonjol Lainnnya
Bertentangan dengan
pendapat stereotipe,anak-anak kreatif melihat dirinya mudah bergaul dengan
orang lain dan menilai tinggi ciri ini.
Saya kurang suka
bergaul tetapi jika ada orang baru yang saya kenal,saya langsung bisa akrab
dengan dia.
7.
Perumahan
Kebanyakan dari
keluarga kreatif menempati rumah yang jauh berbeda dari rumah-rumah orang lain.
Rumah yang saya tempati
saat ini jarang ditemui di rumah-rumah lain.Bentuk serta model dalamnya
dirancang sendiri oleh ayah saya karna
berhubung orangtua saya bekerja di pembangunan perumahan.Sehingga dia yang
menggambar sendiri bentuk rumah kami.
8.
Pengakuan dan Penguatan pada Usia Dini
Orang tua dalam studi
ini diminta menyatakan pada usia berapa mereka pertama kali menduga bahwa anak
mereka memiliki kemampuan yang luar biasa dan apa yang membuat mereka berfikir
demikian.
Orangtua saya tidak
pernah berfikir dan menduga saya kreatif karna saya tidak pernah menunjukkan
potensi kreatif saya.
9.
Gaya Hidup Orangtua
Kebanyakan orangtua
dari keluarga kreatif dapat menceritakan salah satu aspek dari kehidupan mereka
yang tidak biasa .
Orangtua saya seringnya
menceritakan kehidupan-kehidupan masa lalu mereka sehingga itulah press untuk
saya untuk bangkit.
10.
Trauma
Anak kreatif lebih
banyak mengalami trauma daripada anak biasa;peristiwa yang menyebabkan
kesedihan,kemarahan atau keduanyadan amat mengganggu kehidupan anak,
Ini pernah saya alami
ketika saya duduk di bangku SMP.Orangtua saya mengalami krisis ekonomi yang
membuat saya hampirr tidak melanjutkan sekolah saya.Tetapi hal itu tidak
membuat saya trauma atau takut ,saya lebih takut dengan ayam daripada
lainnya.Bagi saya itu adalah tantangan kehidupan yang harus saya jalani.
11.
Dampak dari Sekolah
Baik anak maupun
orangtua dalam studi ini semua sepakat bahwa hanya sedikit sekolah yang
mempunyai dampak terhadap pengembangan kreativitas anak.
Saya juga sependapat
dengan itu karna orangtua saya lebih besar memberikan pengetahuan untuk
menyelesaikan masalah daripada di sekolah.
12.
Bekerja Keras
Ungkapan Thomas Edison
,bahwa kreativitas itu”one part
inspiratioin and 99 parts pespiration” .
13.
Dominasi Literal
Kekidalan lebih banyak
ditemukan pada pribadi-pribadi kreatif ,karena merupakan petunjuk bahwa mereka
lebih dikuasai oleh belahan otak kanan.
Saya sangat jarang
menggunakan tangan kiri saya namun saya sering membuat cerita-cerita atau mengarang
untuk mengasah otak kanan saya.
14.
Perbedaan Jenis Kelamin
Meskipun dalam studi
ini ayah mencapai skor lebih tinggi daripada ibu hampir dalam semua kategori
,gender dari sampel remaja tidak menunjukkan perbedaan yang nyata dalam nilai kreativitas.
15.
Penilaian Orangtua Mengenai Kreativitas
Anak
Orangtua saya sangat
mendukung anaknya untuk bertindak sekreatif mungkin .
16.
Jumlah Koleksi
Makin tinggi
kreativitas remaja,makin banyak jumlah koleksi mereka .Koleksi ini tidak biasa
(lazim) pada umur mereka.
Tidak terlalu banyak
koleksi yang saya punya,hanya potongan-potongan kertas origami .Karna orangtua
saya akan marah kalau melihat kamar saya terlalu banyak barang.Tetapi saya
masih menyimpan buku-buku saya mulai dari kelas satu SMA sampai kelas tiga.
2.1.2 Hubungan Antara Latar Belakang Keluarga dan
Kinerja Anak
Pada umumnya tampak
bahwa makin tinggi tingkat pendidikan orangtua,makin baik prestasi anak.
Namun,tidak
dengan orangtua saya .Orangtua saya hanya tamatan SMA namun ia memilki harapan
yang besar agar anak-anaknya memiliki prestasi yang lebih baik.
Bahasa yang dipakai di
rumah ,apakah bahasa Indonesia ,bahasa daerah atau campuran tidak tampak
hubungan dengan pengembangan kreativitas saya.
Sejauh
mana keluarga mampu menyediakan fasilitas tertentu untuk anak menunjukkan
hubungan positif dengan tingkat kinerja anak .
Hasil-hasil pada umumnya memperkuat teori-teoridimana
krreativitas dikonsepsikan sebagai bertentangan dengan sifat otoriter ,bahwa
kreativitas dapat berkembang dalam suasana non-otoriter yang memungkinkan saya
untuk berfikir dan menyatakan diri secara bebas ,dan dimana sumber dari
pertimbngan evaluatif adalah internal.
2.1.3 Dampak Sikap Orangtua terhadap Kreativitas
Anak
1.
Beberapa Faktor Penentu
Beberapa
faktor yang menentukan menurut Amabile ialah:
-
Kebebasan
-
Respect
-
Kedekatan emosional yang Sedang
-
Prestasi,bukan Angka
-
Orangtua Aktif dan Mandiri
-
Menghargai Kreativitas
2. Orangtua sebagai Model
Penelitian menunjukkan
bahwa anak kreatif mengidentifikasi diri dengan banyak orang dewasa dari dua
jenis kelamin,dan bahwa komunikasi dengan orang dewasa yang menarik,aktif,dan
berprestasi dapat merangsang kreativitas anak.
Semua orang dewasa dapat menjadi model
bagi anak: guru,anggota keluarga,teman ornagtua,atau kakek-nenek .Tetapi modelyang
paling penting ialaih orangtua yang kreatif yang memutuskan perhatian terhadap
bidang minatnya ,yang menunjukkan keahlian dan disiplin diri dalam bekerja
,semangat dan motivasi intrinsik.
Kreativitas anak akan berkembang jika
baik orang dewasa maupun anak mempunyai kebiasaan-kebiasaan kreatif.
3.
Sikap Orangtua yang Menunjang dan yang
Tidak Menunjang Pengembangan Kreatif Anak
Sikap orangtua yang
memupuk kreativitass anak,ialah:
-
Menghargai pendapat anak dan
mendorongnya untuk mengungkapkannya;
-
Memberi waktu kepada anka untuk
berfikir,merenung dan berkhayal;
-
Membiarkan anak mengambil keputusan
sendiri;
-
Mendorong kemelitan anak ,untuk
menjajaki dan memperrtanyakan banyak hal;
-
Menunjang dan mendorong kegiatan anak;
-
Menikmati keberadaannya bersama anak
Sikap
Orangtua yang tidak menunjang pengembangan Kreativitas Anak ialah:
-
Mengatakan kepada anak bahwa ia dihukum
jika ia berbuat salah
-
Tidak membolehkan anak menjadimarah
terhadap orangtua
-
Tidak membolehkan anak mempertanyakn
keputusan orangtua;
-
Orangtua ketat mengawasi kegiatan anak;
-
Orangtua tidak sabar dengan anak.
2.1.4
Orangtua
sebagai Pendukung Program Anak Berbakat
Orangtua
yang memiliki keahlian atau keterampilan khusus dapat membantu mengajar
seni,musik atau komputer.Orangtua juga dapat menjadi staf sukarela yang
membantu dengan berperan sebagai tutor,mengusahakan transportasi untuk karya
wisata dan mengawali anak pada kunjungan
ke tempat –tempat khusus,dan dengan demikian meluaskan kesempatan yang dapt
diberrikan sekolah kepada anak berbakat.
Ini
lah yang sering orangtua saya lakukan di waktu kami libur,ia yang selalu
membawa anak-anaknya pergi untuk berwisata agar kami semua dapat mengembangkan
bakat kami.
2.2
PERANAN
SEKOLAH DALAM MENGEMBANGKAN KREATIVITAS
2.2.1 Karakteristik Guru Anak Berbakat
Maker
membagi karakterisitk guru anak berbakat menjadi 3 kelompok :
1. Karakteristik
filosofis perlu dipertimbangkan dalam seleksi guru anak berbakat
Strom mengemukakan konflik filosofis
lain dapat dialami guru dengan anak
berbakat .Guru cenderung berfikir bahwa anak berbakat dapat berhasil dari
dirinya sendiri,sehingga tidak perrlu diperhatikan.
Ini lah yang sering guru saya lakukan
pada saat pelajaran-pelajaran tertentu yang selalu mengijinkan berrtindak bebas
selama itu dalam batas pendidikan.
Menurut Wellborn guru dapat mengalami
kesulitan filosofis dengan upaya pengembangan kreativitas didalam kelas .
2. Karakteristik
Profesional dari guru perlu dikembangkan melalui pelatihan dalam jabatan
seperti kemampuan untuk mempergunakan keterampilan dinamika kelompok
,teknik,dan strategi yang maju(advanced) dalam mata ajaran tertentu ,memberikan
pelatihan dan memahami komputer.
Tidak banyak guru saya yang menggunakan
komputer untuk mengajar .Namun,ini bisa saya dapatkan saat saya di Psikologi
yang semua serba laptop.
Plowman membedakan sepuluh kelompok
karakteristik guru anak berbakat ,yaitu:
-
Assesment anak berbakat
-
Mengetahui tentang sifat dan kebutuhan
anak berbakat
-
Menggunakan data assesment dalam
merencanakan program individual untuk
anak brebakat.
-
Mengetahui tentang model kurikulum yang
penting untuk pendidikan anak berrbakat
-
Mampu dalama menggunakan dinamika
kelolmpok
-
Mengetahui tentang berbagai program
untuk anak berbakat,minat dan komitmen terhadap pembelajaran anak berrbakat
-
Mengetahui dan mampu untuk membimbing
anak berbakat dan orangtua mereka
-
Mengetahui tentang kecenderungan dan isu
dewasa ini dalam pendidikan anak berbakat
3. Karakteristik
pribadi guru anak berbakat meliputi motivasi,kepercayaan diri ,rasa
humor,kesabaran,minat luas dan kelenturan
Lindsey menyimpulkan
karakterisitk pribadi dari guru yang berhasil bekerja dengan anak berbakat
,mencakup memahami dan menerima diri sendiri,mempunyai kekuatan ego ,kepekaan terhadap orang
lain,minat intelektual diatas rata-rata,serta bertanggung jawab terhadap perilaku
diri sendiri dan akibatnya.Karakterisitk pribadi lainnya dari guru anak
berbakat ialah empati,tenggang rasa ,orisinalitas ,antusiasme dan aktualisasi
diri.
Beberapa guru saya tidak terlalu
memiliki rasa humor namun memiliki motivasi yang tinggi.Sehingga saya terkadang
bosan dengan guru yang seperti itu dan akhirnya malas belajar.
2.2.2 Persiapan Guru Anak Berbakat
1.
Program Bergelar
Kebanyakan program guru anak berbakat
mempersyaratkan kompetensi, sebagai berikut:
-
Mengetahui tentang sifat dan kebutuhan
anak berbakat
-
Mempunyai keterampilan dalam
mengembangkan kemampuan berfikir tingkat tinggi.
-
Mengetahui tentang kebutuhan afektif dan
kognitif dari anak berbakat
-
Mempunyai kemampuan untuk mengembangkan
bahan untuk anak berbakat
-
Mempunyai kemampuan untuk menggunakan
strategi mengajar perorangan
-
Dll
2. Pelatihan
Jabatan
Pelatihan jabatan dapat diberikan di
sekolah,yayasan dan sebagainya,dan berbeda dari program bergelar dalam hal
bahwa pelatihan dalam jabatan lebih memberikan pengalaman dengan tujuan-tujuan
khusus.Tujuan-tujuan ini meliiputi topik-topik seperti keterampilan berrfikir
tingkat tinggi ,komunikasi dan keterrampilan berrfikir kreatif,pengembangan
keterampilan ,kepemimpinan,teknik untuk bekerrja dengan anak berrbakat yang
berprestasi di bawah kemampuan dan mengembangkan strategi untuk mengurangi
stres.
Pelatihan dalam jabatan bisa kurang
efektif jika dilaksanakan oleh pakar-pakar dari luar dalam bentuk
lokakarya,seminar atau proyek jangka pendek.Untuk mengatasi masalah ini
Gallagher mengajukan rencana yang
mencakup tiga butir:
a.
Pengukuran atau penilaian kebutuhan
b.
Kontrak atau persetujuan formal sehubungan dengan waktu dan cara
pemberian pelajaran
c.
Bank narasumber yang menghimpau semua
jenis informasi tentang personalia dan sumber yang tersedia.
Saran
lain oleh Renzulli yaitu pengadaan sistem manajemen intruksional dengan tiga
sasaran utama :
a.
Memadatkan banyak informasi yang tepat
guna dalam waktu pelatihan yang singkat
b.
Memberikan struktur pengetahuan mengenai
topik dan strategi mengajar
c. Memberikan serangkaian paket lokakarya yang
dapat digunakan oleh pelatih lain.
Manfaat usulan dari
Gallagher dan renzulli ialah bahwa lokakarya dan seminar dapat meberikan lebih
daripada informasi awal dan informasi dasar mengenai konsep dan cara untuk belajar
berrkelanjutan oleh guru anak berbakat dan siswa berbakat.
Banyak guru yang tidak
dapat memenuhi kriteria yang diatas sehingga anak-anak kurang mampu
mengembangkan bakat dan kreativitas mereka.
2.2.3
Membangkitkan
Kreativitas di Sekolah
Guru
mempunyai dampak yang besar tidak hanya pada prestasi pendidikan anak,tetapi
juga pada sikap anak terhadap sekolah dan terhadap belajar pada
umumnya.Namun,guru juga dapat melumpuhkan rasa ingin tahu alamiah anak,merusak
motivasi,harga diri dan kreativitas anak.
Berbicara dalam istilah model Titik
Pertemuan Kreativitas menurut Amabile ,guru dapat melatih keterrampilan bidang
–pengetahuan dan keterampilan teknis dalam bidang khusus ,seperti bahsa
,matematika atau seni.Sampai batas tertentu,guru juga dapat mengajar keterrampilan
kreatif-cara berrfikir menghadapi masalah secara kreatif,atau teknik-teknik
untuk memunculkan gagasan-gagasan orosinal.
1.
Sikap Guru
Cara yang paling baik bagi guru untuk
mengembangkan kreativitas siswa ,adalah dengan mendorong motivasi intrinsik.Motivasi
intrinsik akan tumbuh ,jika guru
memungkinkan anak untuk bisa diberi otonomi sampai batas tertentu di
kelas.Beberapa peneliti menugaskan anak membaca teks ilmu pengetahuan sosial
dengan tiga cara instruksi yang berbeda:
-
Tidak diarahkan (non-directed)
-
Tidak diawasi tetapi diarahkan (not controlling but directed)
-
Diawasi plus diarahkan (controlling and directed)
2.
Falsafah Mengajar
Falsafah mengajar yang
mendorong kreativitas anak secara keseluruahn
adalah sebagia berikut:
a.
Belajar adalah sangat penting dan sangat
menyenangkan
b.
Anak patut dihargai dan disayangi
sebagai pribadi yang unik
c.
Anak hendaknya menjadi pelajar yang
aktif
d.
Anak perlu merasa nyaman dan dirangsang
didalam kelas.
e.
Anak harus mempunyai rasa meilki dan
kebanggan didalm kelas.
f.
Guru merupakan narasumeber,bukan polisi
atau dewa.
g.
Guru memang kompeten tetapi tidak perrlu
sempurna.
2.2.4
Strategi
Mengajar
1.
Penilaian
Penilaian guru terhadap pekerjaan murid
menurut Amabile mungkin merupakan pembunuh kreativitas paling besar .
Apa yang dapat dilakukan guru?
1.
Memberikan umpan balik yang berarti
daripada evaluasi yang abstrak dan tidak jelas .
2.
Melibatkan siswa dalam menilai
pekerrjaan mereka sendiri dan belajar dari kesalahan mereka
3.
Penekanannya hendaknya terhadap “Apa
yang telah kau pelajari?” dan bukan pada “Bagaimana kau melakukannya?”
Dalam
kelas yang menunjang kreativitas ,guru menilai pengetahuan dan kemajuan siswa
melaui interaksi yang terus menerus dengan siswa .
Sistem
ini membuat evaluasi lebih bersifat memberi informasi daripada mengawasi.siswa
melihat komentar guru tidak sebagai hadiah ataupun hukuman untuk mengawasinya
,tetapi sebagai informasi yang berguna bagi belajar dan kinerja siswa.
2.
Hadiah
Anak senang menerima hadiah dan
kadang-kadang melakukan segala seseatu untuk memperolehnya .Hadiah yang terbaik
untuk pekerrjaan yang baik adalah yang tidak berupa materri
(intangible),seperti: senyuman atau anggukan ,kata penghargaan,kesempatan untuk
menampilkan dan mempresentasikan pekerjaan sendiridan pekerjaan tambahan .Jika
iklim kelas sedemikian sehingga belajar menarik dan menyenangkan maka pekerjaan
tambahan dapat merupakan hadiah.
3.
Pilihan
Kreativitas tidak akan berkembang jika
anak hanya dapat melakukan seseatu dengan satu cara.Berilah kegiatan belajar
yang tidak berstruktur dalam struktur tertentu.
2.3
PERANAN
MASYARAKAT DALAM MENGEMBANGKAN KREATIVITAS
2.3.1
Kebudayaan yang “Creativogenic”
Bronowski menemukan dua
puncak kejayaan kreativitas dalam sejarah Barat;kebudayaan Yunani antara 600
dan 300 SM dan zman Reinnassance.Agaknya dalam kebudayaan-kebudayaan tertentu
kreativitas lebih dihargai sehingga lebih berkembang daripada dalam
kebudayaan-kebudayaan lainnya.Silvano Arieti menamnakn kebudayaan itu seperti
kebudayaan”creativogenic”,yaitu kebudayaan yang menunjang ,memupuk dan memungkinkan
perkembangna kreativitas.
Arieti mengemukakan
sembilan faktor sosiokultural yang “creativogenic”
1.
Tersedianya sarana kebudayaan
2.
Keterbukaan terhadap rangsangan
kebudayaan
3.
Penekanan pada “becoming” tidak
hanya”being”
4.
Memberikan kesempatan bebas terrhadap media
kebudayaan bagi semua warga negara tanpa diskriminasi
5.
Timbulnya kebebasan atau paling tidak
hanya ada diskriminasi yang ringan setelah pengalaman tekanan dan tindasan yang
keras ,merupakan insentif atau tantangan terhadap pertumbuhan kreativitas.
6.
Keterbukaan terrhadap rangsangan
kebudayaan yang berbeda
7.
Toleransi dan minat terhadap pandangan
yang divergen
8.
Adanya interaksi antara pribadi-pribadi
yang berarti
9.
Adanya insentif ,penghargaan atau hadiah
2.3.2
Kebudayaan,Kreatvitas dan Keunggulan
Simonton memusatkan
perhatian pada kondisi kebudayaan
yang menunjang atau menghambat munculnya
tkoh-tokoh unggul kreatif.Simonton membuat perbedaan kritis antara dua tahap
dalam kehidupan pencipta yaitu:
1.
Kejadian sosiokultural yang dapat
mempunyai pengaruh terhadap masa produktivitas pencipta
2.
Kejadian sosiokultural yang dapat
berpengaruh terhadap perrkembangan pencipta.
Simonton
mengemukakan tujuh perrubah yang mempengaruhi perkembangan kratif seseorang
yaitu:
1.
Pendidikan Formal
2.
Adanya pencipta ulang yang menjadi model
peran
3.
Zeitgeist yaitu adanay pengaruh dari
iklim mental pada kala waktu tertentu dalam sejarah
4.
Fragmentasi Politis
5.
Keadaan perang
6.
Gangguan sipil
7.
Ketidakstabilan politis
Kesimpulam
nya,budaya dapat berpengaruh dalam memudahkan atau menghambat pengembangan
kreatiivtas selama tahun-tahun formatif dari anak-anak dan pertumbuhan bakat.
Arieti menunjukkan
bahwa ada beberapa pandangan yang berbeda.Di satu pihak ,ada yang berpandangan
bahwa genius dibentuk oleh kebudayaan.Di lain pihak,ada yang berpandangan bahwa
kebudayaan baru dibentuk atau dicipta oleh genius.
2.3.3
Kebudayaan
Indonesia dan Pengembangan Kreativitas
Menurut
Toeti Noerhadi sejarah manusia dapat dikembalikan pada interaksi antar
dua gerak psikologi ,yaitu yang bersifat pengendalian konservatif dan suatu
daya kreatif yang mempertanyakan pengalaman masa lalu dan menghadapi pembaruan.
Selo
Semardjan menekankan bahwa ornag yang benar-benar kreatif memilki sistem nilai
dan sistem apresiasi hidup sendiri yang mungkin tidak sama dengan nilai-nilai
yang dianut masyarakat ramai.
Harsya
Bachtiar seperti juga Rogers memaparkan kebutuhan sosial akan kreativitas yang menghendaki suatu
bentuk,struktur ,pola atau sistem yang
baru karena apa yang telah ada dianggap tidak lagi memadai atau tidak bisa
memenuh kebutuhan .Menurutnya,faktor lain yang
tidak kurang penting adalah pembuahan silang antar sistem budaya.
Senada
dengan Carl Rogers ,Mochtar Lubis menegasskan bahwa salah satu persyaratan
utama bagi berkembangnya kreativitas suatu bangsa adalah adanya kebebasan.
Takdir
Alisjahbana menyimpulkan bahwa ‘kebudayaan Indonesia yang baru adalah suatu
penjelmaan dari kebudayaan dunia yang sedang tumbuh,yang lebih nyata
menjelmakan kesatuan budi umat manusia di bumi yang satu,yang menjadi kecil
oleh kemajuan ilmu dan teknologi yang
melahirkan alat-alat komunikasi dan lalu lintas yang cepat ,sehingga semua
manusia menjadi tetangga yang senasib dan seharapan.
2.3.4
Memanfaatkan
Sumber dalam Masyarakat
Koordinator program sebagai
pengelola dapat melakukan atau
merrencanakan kegiatan sebagai berikut:
-
Menyediakan bus yang dapat menjadi
laboratorium mobil yang dapat membawa
siswa ke lapangan.
-
Menghubungi perhimpunan orang-orang yang sudah pensiun atau lanjut usia
-
Menghubungi orangtua yang dapat mengajar
dalam bidang minat mereka
-
Memanfaatkan fasilitas perusahaan yang
letaknya dekat sekola yang memberikan kesempatan belajar
-
Menggunakan tape recorder yang
memungkinkan siswa menjajaki daerah tertentu untuk melakukan survei atau
mengkaji topik tertentu
-
Mengunjungi perusahaan telepon
-
Mengunjungi stasiun televisi
Hal seperti diatas tidak pernah saya
lakukan,dan bagi saya masyarakat sekitar tidak terlalu berpengaruh terhadap
pengembangan bakat saya .Karena saya kurang dekat dengan lingkungan sekitar
rumah saya dan bahkan orang-orang di lingkungan rumah saya tidak terlalu
mengenal saya.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Jadi kesimpulannya
orangtua saya lah yang berperan penting dalam mengembangkan bakat dan
kreativitas saya.Dan bagi saya orangtua saya lah yang membantu saya
mengembangkan Pribadi saya agar saya memilki bakat yang kreatif baik dalam
memecahkan masalah maupun dalam akademik.
Ibu saya lah yang
memberikan press untuk saya baik dalam mewujudkan press internal maupun press
eksternal sehingga kemauan saya untuk belajar selalu muncul walaupun saya tahu
masa saya masih transisi antara remaja dan dewasa sehingga sangat labil dalam
menjalani kehidupan saya.Dan ibu saya sangat pandai mengendalikan emosi saya
dan mood saya yang berubah-ubah.
Dan proses itu lah
yang saya jalani setiap hari nya untuk mewujudkan bakat dan kreativitas saya
yang saya tahu saya tidak memiliki jiwa kreativitas itu sendiri.
Dan hasil yang saya dapatkan dengan saya bekerja keras adalah
mendapatkan IP yang cukup baik bagi saya karna yang saya tahu IP saya turun
dari semester satu ke semester dua ini.Saya akan berusaha agar saya dapat
menaikkan IP saya lagi.
0 komentar:
Posting Komentar