KONSEP PENDIDIKAN ANAK PRA-SEKOLAH menurut pendapat beberapa tokoh
–> Fröbel adalah tokoh pendidikan anak pra-sekolah yg lebih menekankan pada pemanfaatan symbolisme dalam teori dan praktiknya karena ia meyakini bahwa dalam nalar anak telah ada permulaan gagasan tentang hal2 tertentu, walaupun ia belum sadar gagasan itu, sebab telah ada hubungan dasariah dalam nalar anak tentang symbol dan kenyataan yg dilambangkan.
Ia menekankan metode belajar dengan berbuat seperti bermain, menyanyi, menggambar, memelihara alam, dsb. Serta mengembangkan anak sesuai tabiat dasarnya dengan metode berdoa, percakapan, menghafalkan walaupun hanya tahap sekunder, mengucapkan jawaban secara bersama2 dan berirama, bertanya, dan bercerita.
Teorinya paling banyak digunakan sebagai metode pendidikan anak2 pra-sekolah hingga kini (meski tidak secara keseluruhan). Karenanya dia dikatakan sebagai orang yg pertama kali mencetuskan sistem ‘Kindergarteen’ dan sekaligus dikenal sebagai ‘Bapak Kindergarteen’.
2. Stanley Hall.
–> Sangat mengkritik pendekatan yg dilakukan Fröbel dengan Kindergarteen-nya. Ia menggunakan metode yg lebih menekankan pada bermain bebas dan lebih memperhatikan pada kesehatan jasmani dalam kindergarteen yg tradisional.
3. McVicker Hunt.
–> Berdasarkan studi penelitiannya yg dilakukan pada ahir 1950, paling tidak yg diukur sebagai intelejensi sifatnya tidak menetap, tapi dapat dipengaruhi oleh pengalaman. Dengan demikian, ia mendorong para pendidik pada umumnya dan pra-sekolah khusunya untuk selalu melakukan beragam intervensi bagi anak2 usia dini.
4. Benjamin Bloom.
–> Dia dalam penelitiannya mengamati kecerdasan dalam rentang tertentu. Dari studi tersebut ditemukan bahwa pengukuran kecerdasan anak pada usia 15 tahun merupakan hasil pengembangan dar4anak usia dini.
Bahwa anak dapat menguasah tugas2 yg diberikan, tapi memang benar bahwa ada anak yg membutuhkan waktu lebih lama dan bimbingan lebih intensif dibanding teman seusianya.
5. Jerome Bruner.
–> Ia yakin bahwa mata pelajaran apa saja dapat diajarkan secara efektif ada anak2 pada taraf perkembangan yg berada dalam berbagai tingkatan.
Ia mengemukakan bahwa program intervensi adalah program yg dirancang untuk mengubah beberapa elemen dilingkungan tersebut.
Ia percaya bahwa kunci untuk menjadi guru yg berhasil adalah bila ia memahami bagaimana memandang dunia dan kemudian menterjemahkan mata pelajaran secara tepat sesuai dengan bagaimana anak memandang dunia pada saat tersebut.
6. Contance Kamii.
–> Menurutnya, konsep anatomi merupakan tujuan dari semua bentuk pendidikan. Ia yakin bahwa anak sebaiknya mengetahui apakah pekerjaan yg dilakukan benar atau salah tanpa bergantung pada orang dewasa.
Biasanya bila orang dewasa menanyakan apakah jawaban aritmatika yg dibuat benar ataukah salah, anak akan dengan cepat menghapus jawaban yg telah ditulis tanpa pertimbangan lagi. Kamii menekankan agar para murid mengetahui bahwa jawabannya benar dan mengusahakan kebenaran dari jawaban yg ditulisnya sendiri.
7. David Elkind.
–> Meyakini bahwa anak2 membutuhkan dukungan yg kuat untuk bermain dan kegiatan yg dipilih sendiri dengan tujuan untuk dapat bertahan dalam stress yg ada sekarang dalam lingkungan anak. Anak tidak dapat dipersiapkan untuk menghadapi stress dengan mengalami terlebih dahulu pada awal kehidupan mereka. Akan jauh lebih sehat bagi anak2 bila dalam kegiatan bermain dan dalam perkembangan anak tidak ada stress yg berarti.
Elkind percaya bahwa anak2 yg mempunyai pengalaman tersebut akan lebih baik dipersiapkan untuk mengatasi stress dalam kehidupan di masa dewasa kelak.
8. Lilian Katz.
–> Menitikberatkan pekerjaannya pada proses belajar-mengajar. Ia menjelaskan bahwa guru perlu memikirkan tentang dampak pendidikan terhadap pengalaman anak.
Sekolah bagh Katzt merupakan tempat memperoleh pengetahuan, sikap, ketrampilan, dan watak. Pengenalan aktivitas yg bersifat akademis yg tidak tepat untuk anak2, kemungkinan akan merusak kemampuan belajar bidang yg lain karena anak telah merasa tidak mampu seperti pengalaman yg lalu.
Katz menyebutkan ketololan yg dipelajari yaitu suatu perasaan tidak mampu yg disebabkan diberikannya kegiatan yg tidak tepat atau sesuai dengan kematangan anak.
9. David Weikart.
–> Metode pengajarannya menggunakan prinsip2 sbb:
* Memberikan lingkungan yg aman dan nyaman,
* Memberikan dukungan terhadap tingkah laku dan bahasa anak,
* Memberikan bantuan kepada anak dalam menentukan pilihan dan keputusan,
* Memberi bantuan kepada anak untuk dapat menyelesaikan masalahnya sendiri dan melakukannya sendiri.
0 komentar:
Posting Komentar