BAGIAN 2
Mengajar, Ahli
Pedagogi, dan Paradigma Belajar
1.
Definisi
Kata “ajar” bermakana memberi petunjuk atau
menyampaiakan informasi, pengalaman, pengetahuan dan sejenisnya kepada subjek
tertentu diketahui dan dipahami. Mengajar bermakana tindakan seseorang atau tim
dalam memberi petunjuk atau menyampaikan informasi, pengalaman, pengetahuan dan
sejenisnya kepada subjek didik tertentu agar mereka mengetahui dan memahaminya
sesuai denga tujuan yang dikehendaki. Pengajaran adalah semua proses tindakan yang
terjadi dalam kerangka kegiatan mengajar. Kegiatan ini mulai dari merencanakan,
melaksanakan, menilai, menganalisis hasil, melakukan refleksi, dan membuat
tindak lanjut bagi perbuatan mengajar lainnya.
Elemen yang ada dalam mengeajr meliputi tujuan, bahan ajar,
interaksi guru siswa dengan perekat kemampuan pengelolaan kelas dengan hasil
belajar sebagai produknya.
Kekeliruan
Istilah
Istilah
mengajar merujuk pada tugas utama guru didalam kelas meski tanpa menafikan
tugas siswa. Istilah belajar merujuk pada tugas utama siswa baik dalam maupun
diluar kelas. Istilah pengajaran bermakna interaksi guru dengan siswa namun
guru lebih dominan. Pembelajaran juga mendukung makna interaksi guru dengan
siswa namun keduanya memiliki peran penting bahkan condong mengarah pada
“berpusat pada siswa”.
2.
Menginspirasi Siswa
Berdasarkan hassil kajian terhadap beberapa referensi,
guru dengan kemampuan mengajar yang unggul memiliki karakteristik sebagai
berikut :
Ahli Pedagogis :
-
Menetapkan tujuan-tujuan pembelajaran yang sesuai
dan mampu mengkomunikasikannya dengan jelas ;
-
Menunjukkan sikap positif dan kepercayaan
terhada siswa, serta secara kontinyu bekerja untuk mengatasi kendala yang
mungkin menghambat kemajuan belajar;
-
Mengevaluasi dan menilai secara adil dan cepat;
-
Mendorong siswa berpikir dan memberdayakan diri
untuk menemukan kreativitas mereka sendiri.
3.
Perspektif dan Strategi
Guru yang memiliki perspektif adalah mereka yang
berpengalaman dalam pengaturan sekolah dan memiliki struktur konseptual untuk
memahami peristiwa di kelas. Guru semacam inibiasanya sudah berpengalaman dan
mampu mengelaborasi secara baik materi pembelajaran.
Istilah “strategi” mengacu pada rencana dan
serangkaian kegiatan yang digunakan untuk memfasilitasi jenis pembelajaran
terrtentu. Istilah strategi pembelajaran disini sesungguhnya sering
dipertukarkan dengan metode, namun penggunaannya yang sering berbeda.
Perbedaan
Paedagogi dan Andragogi
Andragogi
|
Paedagogi
|
Pembelajar disebut “peserta didik”
atau “warga belajar”
|
Pembelajar disebut “siswa” atau “anak
didik“
|
Gaya belajar independent
|
Gaya belajar dependent
|
Tujuan fleksibel
|
Tujuan ditentukan sebelumnya
|
Diasumsikan bahwa peserta didik
memiliki pengalaman untuk berkontribusi
|
Diasumsikan bahwa sisiwa tidak
berpengalaman dan kurnag informasi
|
Menggunakan metode pelatihan aktif
|
Metode pelatihan pasif
|
Pembelajar mempengaruhi waktu dan
kecepatan
|
Guru mengontrol waktu dan kecepatan
|
Keterlibatan atau kontribusi peserta
sangat penting
|
Peserta berrkontribusi sedikit
pengalaman
|
Belajar terpusat pada masalah
kehidupan nyata
|
Belajar berpusat pada isi atau
pengetahuan teoritis
|
Peserta dianggap sumber daya utama
untuk ide dan contoh
|
Guru sebagai sumber daya yang
memberikan ide dan contoh
|
Dari Pedagogi dan Andragogi ke Heutagogi
1.
Belajar cara Belajar
Dibidang pendidikan heutagogi, konspe yang
perrtama kali diciptakan oleh Stewart dari Southern cross university, merupakan
studi tentang belajar yang ditentukan oleh diri pembelajar sendiri
Belajar Benar-benar Belajar
Pendidikan
secara tradisional nyaris selalu dilihat sebagai hubungan pedagogis antar guru
dan pelajar. Guru yang selalu memutuskan apa yang pelajar harus tahu dan
bagaimana pengetahuan dan keterampilan yang harus diajarkan.
Sementara
konsep andragogi memberikan pendekatan yang berguna untuk meningkatkan
metodologi pendidikan dan memang telah diterima hampir secara universal meski
masih memiliki konotasi dari hubungan guru dengan peserta didik. Heutagogi
karenanya merupakan suatu studi tentang pembelajaran yang ditentukan secara
mandiri oleh pembelajar, dapat dilihat sebagai suatu perkembangan alamiah dari
metodoolgi pendidikan sebelumnya-terutama dari pengembangan kemampuan-dan
mungkin menyediakan pendekatan optimal untuk belajar di abad ke dua puluh satu.